Lembaga Pengembangan Pesantren. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah
Tes Masuk Ponpes Almatera: Wajib Wawancara untuk Santri dan Orang Tua!
PWMJATENG.COM, Temanggung – Menjelang tahun ajaran baru 2025/2026, Pondok Pesantren Al Mukmin Tembarak (Almatera) di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, menggelar tes eksklusif bagi calon santri dan orang tua mereka. Tes ini diperuntukkan bagi mereka yang telah mendaftarkan diri di boarding school Almatera.
Ketua Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Ponpes Almatera, Abdul Rouf, menjelaskan bahwa tes ini dilakukan secara bertahap dalam tiga gelombang jika target penerimaan belum terpenuhi. “Gelombang pertama telah berlangsung pada Minggu, 2 Februari 2025, dengan 85 calon santri. Gelombang berikutnya masih terbuka untuk 60 santri guna memenuhi kuota lima kelas di Almatera,” ujarnya.
Dalam tes ini, calon santri dan orang tua diwawancarai terkait model pembelajaran selama enam tahun di Almatera. Tujuan wawancara adalah memastikan bahwa pilihan untuk masuk ke Almatera sudah berdasarkan pemahaman kuat mengenai kurikulum sekolah umum dan kurikulum pesantren. Selain itu, orang tua juga ditanya mengenai kesiapan mereka menitipkan anaknya selama enam tahun di pondok yang menerapkan sistem boarding school.
Direktur Ponpes Almatera, Syamsuri Adnan, menegaskan bahwa tes ini penting untuk mengetahui kesiapan orang tua serta pengetahuan dasar calon santri. “Kami ingin memastikan santri yang diterima memiliki kesiapan mental dan akademik untuk mengikuti pendidikan di Almatera. Selain itu, orang tua juga harus memahami sepenuhnya konsep pendidikan pesantren agar tidak ada kesalahpahaman di kemudian hari,” jelasnya.
Baca juga, Tafsir: Pemuda Muhammadiyah Harus Mampu Menjadi Role Model dalam Dakwah Islam yang Berkemajuan
Syamsuri menambahkan bahwa tes ini bertujuan untuk membentuk karakter santri yang siap menghadapi era digital dengan kecerdasan yang berlandaskan ketakwaan dan nilai-nilai Islam berkemajuan. Setelah dinyatakan lolos tes, calon santri juga diwajibkan mengikuti Khutbah Ta’aruf. Kegiatan ini bertujuan membangun sinergi antara santri, wali santri, dan pihak pondok sehingga memiliki cara pandang yang sama terhadap pendidikan di Almatera.

“Kami ingin calon wali santri memahami bahwa pondok pesantren bukan sekadar tempat belajar agama, tetapi juga lembaga pendidikan yang memiliki tata tertib dan aturan yang harus dipatuhi. Dengan begitu, proses pendidikan dapat berjalan lebih efektif,” tegas Syamsuri.
Sistem seleksi yang ketat ini diharapkan dapat meminimalkan kendala selama proses pembelajaran berlangsung. Kesepahaman yang dibangun sejak awal akan membantu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi santri di Almatera.
Adapun para santri yang diterima nantinya akan memilih salah satu dari tiga jurusan yang tersedia, yaitu Tahfidz, Literasi, dan Riset. Target hafalan bagi kelas Tahfidz adalah menghafal sembilan juz Al-Qur’an dalam tiga tahun. Bagi kelas Literasi, output yang diharapkan adalah pembuatan buku antologi bertema keagamaan. Sementara itu, kelas Riset dituntut menghasilkan dua karya ilmiah sesuai bidang pembelajaran, yakni agama, sosial, dan sains.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
Bagus ges