Lembaga Pengembangan Pesantren. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah
Santri TrenMu Kudus Diterjunkan di Janggalan: Tiga Pekan Dakwah Penuh Warna dan Makna

PWMJATENG.COM, Kudus – Praktik Dakwah Lapangan (PDL) yang dilaksanakan oleh santri kelas lima Pondok Pesantren Muhammadiyah (TrenMu) Kudus di Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Janggalan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, berlangsung penuh makna. Kegiatan yang digelar sejak 27 April hingga 15 Mei 2025 itu menjadi pengalaman berharga bagi para peserta yang terlibat.
Empat santri — Darwisy Taufiq Noor, Haedar Rifki Faradika, Azzam Hafizh Muyassar, dan Muhammad Hafiz Firdausi — didampingi oleh pembimbing mereka, Endang Karyati. Setibanya di lokasi, mereka disambut langsung oleh Ketua PRM Janggalan, Jumono. Selama tiga pekan, mereka tinggal di Masjid Baitunnadzir, pusat kegiatan dakwah mereka.
Kegiatan PDL mencakup berbagai aktivitas, mulai dari menghidupkan suasana masjid, menjadi imam dan muazin, hingga mengisi kultum bakda salat Magrib, Isya, dan Subuh. Selain itu, mereka juga mengajar di TK ABA 1 Janggalan dan MI Muhammadiyah 1 Kudus, termasuk mengisi pengajian ibu-ibu ‘Aisyiyah ranting Janggalan setiap pekan.
Menurut Endang Karyati, PDL bertujuan untuk melatih kemampuan dakwah santri secara langsung di masyarakat. “Santri diajak bersyukur atas nikmat Allah serta membangun hubungan yang hangat dengan jamaah. Ilmu di pondok harus diamalkan, meski banyak tantangan yang dihadapi,” ujarnya.
Ketua PRM Janggalan, Jumono, menyampaikan bahwa kegiatan ini juga menjadi wadah pembentukan mental dakwah para santri. “Para kader muda harus disiapkan sejak dini. Jiwa dakwah yang terus diasah akan menciptakan pengalaman dan kesan luar biasa,” katanya.
Baca juga, Keanekaragaman Hukum dalam Islam: Keteladanan Rasulullah dan Kebijaksanaan Para Sahabat
Kondisi Masjid Baitunnadzir yang minim jamaah salat lima waktu menjadi tantangan tersendiri. Para santri mengambil peran penting dalam menghidupkan masjid. Mereka tidak hanya menjadi pelayan ibadah, tetapi juga menjadi penggerak aktivitas keagamaan di tengah masyarakat.
Kepala MI Muhammadiyah 1 Kudus, Syaiful Umam, memberikan apresiasi terhadap kontribusi para santri. “Mereka seperti mahasiswa kependidikan yang praktik mengajar. Jiwa kepemimpinan dan keguruan terlihat jelas dalam diri mereka,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa para murid sangat antusias belajar dan bermain bersama para santri.

Kegiatan PDL tak melulu formal. Para santri juga membuat vlog bersama siswa MI dan TK. Mereka ikut bermain sepak bola, berlatih Tapak Suci dan Hizbul Wathan, hingga berinteraksi santai dengan warga. “Kami sangat menikmati pengalaman ini,” ungkap Darwisy, yang akrab disapa DTN, santri asal Jepara. Ia menambahkan dengan gaya khas, “Bersenang-senang dahulu, bersenang-senang kemudian.”
Azzam, mewakili rekan-rekannya, menyampaikan rasa terima kasih. “Kami berterima kasih kepada Pak Jumono, Pak Syaiful Umam, dan Ibu Noor Sutayah yang telah memberikan kami kesempatan belajar di tengah masyarakat,” ujarnya.
Suasana ceria terlihat jelas saat para santri berinteraksi dengan anak-anak TK dan murid MI. Menurut mereka, anak-anak di Janggalan sangat ceria dan aktif, sehingga membuat proses belajar menjadi menyenangkan dan penuh warna.
“Keistimewaan PDL di Ranting Janggalan ini sangat berbeda. Kami merasa seperti bagian dari keluarga besar Muhammadiyah di sini,” kata Muhammad Hafiz Firdausi dengan senyum lebar.
Secara keseluruhan, PDL TrenMu Kudus di Ranting Janggalan menjadi momen pembelajaran luar biasa. Selain mengasah kemampuan dakwah, para santri juga belajar bagaimana ilmu yang mereka peroleh di pondok dapat diterapkan langsung di tengah masyarakat. Mereka membuktikan bahwa santri bukan hanya pandai membaca kitab, tetapi juga mampu menghidupkan ruang-ruang sosial dengan semangat dakwah yang membumi.
“Be happy first, be happy then,” tutup mereka dengan penuh optimisme.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha