Pesantren Berbasis Ekonomi: Langkah Strategis Darul Arqom Muhammadiyah Bangun Kemandirian

PWMJATENG.COM, Karanganyar – Pondok pesantren tak lagi hanya dikenal sebagai lembaga pendidikan agama. Dalam dinamika zaman yang terus berubah, pesantren mulai bergerak menuju kemandirian ekonomi. Salah satu contoh konkret dari transformasi ini terlihat pada Pondok Pesantren Darul Arqom Muhammadiyah Karanganyar. Pada Kamis, 9 Mei 2024, lembaga ini menorehkan langkah penting dengan meresmikan unit usaha bisnis baru sebagai bagian dari strategi pemberdayaan pesantren.

Peresmian tersebut dihadiri langsung oleh Ketua Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren Muhammadiyah (LP2M) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Masruki. Dalam sambutannya, Masruki menyampaikan dukungan penuh terhadap upaya pesantren Muhammadiyah yang mulai mengembangkan lini usaha bisnis sebagai penopang kegiatan dan program pendidikan.

“Saya mengapresiasi dan mendorong terus pesantren untuk mengembangkan unit usaha di bidang ekonomi. Karena itu akan mendukung program dan kegiatan pesantren itu sendiri,” ujarnya.

Masruki menekankan bahwa langkah ini bukan hanya soal mencari pemasukan tambahan, tetapi merupakan strategi jangka panjang dalam membangun kemandirian pesantren. Dengan biaya pendidikan yang dibayarkan oleh wali santri sepenuhnya kembali kepada kebutuhan santri, pesantren membutuhkan sumber daya alternatif untuk meningkatkan mutu pendidikan, terutama dalam hal penyediaan sarana dan prasarana.

Menurutnya, pesantren yang memiliki masa studi cukup panjang—yakni sekitar enam tahun—memerlukan lingkungan yang mendukung dan menarik agar santri betah serta tetap bersemangat dalam belajar. Fasilitas-fasilitas pembelajaran yang layak dan modern akan menjadi penopang utama semangat belajar santri.

“Sehingga pesantren itu bisa menyiapkan fasilitas-fasilitas pembelajaran yang sangat menarik. Sehingga para santri yang belajar di Darul Arqom Muhammadiyah merasa senang,” jelasnya lebih lanjut.

Ia juga berharap agar pengembangan aspek ekonomi ini tidak berhenti pada peresmian semata, tetapi terus dikembangkan dengan ide-ide kreatif dan inovatif. Menurutnya, saat ini terbuka banyak peluang usaha yang bisa dimanfaatkan pesantren untuk melatih jiwa kewirausahaan para santri sekaligus memperkuat ekonomi pesantren secara keseluruhan.

Baca juga, Digitalisasi Ibadah dan Etika Keislaman: Bolehkah Kurban Lewat Aplikasi?

“Mudah-mudahan aspek pengembangan usaha ekonomi terus dilanjutkan, karena saat ini banyak kegiatan yang dapat menghadirkan ekonomi yang kreatif dan inovatif,” ungkapnya.

Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah Darul Arqom, Zainal Arifin, juga menyambut positif langkah strategis ini. Ia menilai, pengembangan lini bisnis di pesantren bukan hanya memberi manfaat ekonomi, tetapi juga menjadi sarana pendidikan karakter dan pembentukan jiwa kepemimpinan serta kewirausahaan.

Menurut Zainal, lini usaha bisnis yang melibatkan santri menjadi bagian dari proses pembelajaran yang integral. Ia mengatakan bahwa hal tersebut sejalan dengan misi utama pesantren Darul Arqom dalam mencetak kader-kader unggul yang tidak hanya cakap secara intelektual, tetapi juga memiliki jiwa leadership dan entrepreneur.

“Pengembangan lini usaha bisnis ini merupakan bagian integral dari tujuan pesantren Darul Arqom, yaitu menciptakan kader generasi yang intelektual, leadership, dan entrepreneur. Maka pengembangan lini bisnis menjadi langkah konkret untuk mencapai tujuan itu,” terangnya.

Model pendidikan semacam ini dinilai relevan dengan tantangan zaman. Dunia saat ini tidak hanya menuntut lulusan pesantren menguasai ilmu agama, tetapi juga mampu menjawab kebutuhan masyarakat melalui inovasi, kepemimpinan, dan kemampuan membangun jejaring usaha. Melalui pelibatan santri dalam unit-unit usaha, pesantren dapat memberi pengalaman riil dalam dunia bisnis, tanpa harus meninggalkan akar spiritualitas yang menjadi jati diri mereka.

Di sinilah LP2M PP Muhammadiyah melihat peran penting pembinaan dan fasilitasi. Lembaga ini berupaya mendorong seluruh pesantren Muhammadiyah di Indonesia agar menempuh langkah serupa. Kemandirian pesantren adalah kunci menuju kemajuan, baik dalam konteks pendidikan maupun kontribusi sosial.

Lebih dari sekadar proyek ekonomi, unit usaha pesantren menjadi simbol transformasi pendidikan Islam yang adaptif dan visioner. Dengan berlandaskan nilai-nilai Islam dan semangat tajdid (pembaruan), pesantren dapat menjadi pelopor dalam membangun generasi unggul yang berakhlak, cerdas, dan mandiri secara ekonomi.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *