Panen Raya Santri Asy-Syifa’ Jepara: 1,5 Ton Singkong Ludes Terjual, Bukti Kemandirian dan Keberkahan

PWMJATENG.COM, Jepara – Suasana cerah menyelimuti Pondok Pesantren Modern Asy-Syifa’ Muhammadiyah Blimbingrejo, Nalumsari, Jepara, pada Kamis (14/8/2025) atau 19 Shafar 1447 H. Unit putri pondok tersebut menjadi pusat perhatian saat ratusan santri menyambut Panen Raya bertema “Edukasi Ketahanan Pangan untuk Kemandirian dan Keberkahan Umat.”

Sejak usai salat subuh, para santriwati tampak sibuk menyiapkan aneka olahan berbahan dasar singkong yang mereka tanam dan panen sendiri. Kegiatan ini bukan hanya ajang memasak, tetapi juga perayaan hasil kerja keras sekaligus pembelajaran hidup mandiri.

Tepat pukul 06.00 WIB, santri putra berbaris dari asrama menuju kebun di kompleks pondok putri. Di lapangan utama, mereka disambut Budi Musthofa, penanggung jawab program perkebunan. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa ketahanan pangan adalah bagian dari perjuangan umat.

“Santri bukan hanya belajar kitab, tapi juga belajar hidup. Ketahanan pangan adalah bagian dari perjuangan umat, dan entrepreneur adalah ruh kemandirian,” ujar Budi sebelum membuka acara secara resmi.

Panen Raya berlangsung meriah dan penuh semangat. Santri putra dan putri bekerja sama memanen singkong, pisang, dan pepaya. Setelah dikumpulkan, hasil panen langsung dijual kepada warga di depan pesantren. Tercatat, sekitar 1,5 ton singkong terjual habis, disusul beberapa tandan pisang dan pepaya segar.

Baca juga, Hukum Menyindir Pasangan di Story Medsos: Memahami Adab Berumah Tangga

Tak berhenti di situ, acara semakin hidup dengan penampilan nasyid islami dari para santri. Lantunan syair religi menciptakan suasana yang khidmat, menyatu dengan semangat kebersamaan dan syukur atas rezeki yang diperoleh.

Panen Raya ini menjadi bukti bahwa pendidikan di Asy-Syifa’ tidak hanya fokus pada aspek keilmuan agama, tetapi juga keterampilan praktis. Mengolah lahan, memanen hasil bumi, hingga memasarkan produk secara langsung menjadi bagian dari proses pembelajaran integral.

Menurut panitia, kegiatan ini diharapkan membentuk karakter santri yang tangguh, mandiri, dan peduli terhadap kebutuhan umat. “Kami ingin santri memiliki keterampilan hidup yang bisa mereka terapkan kapan saja, di mana saja,” ungkap salah satu pengurus pondok.

Selain menjadi sarana edukasi, Panen Raya juga mempererat hubungan pesantren dengan masyarakat sekitar. Warga menyambut antusias hasil panen yang segar dan harga yang terjangkau. Kehadiran produk pertanian santri dinilai menjadi alternatif pangan lokal yang berkualitas.

Bagi para santri, keberhasilan ini memberi pengalaman berharga. Mereka belajar bahwa setiap butir keringat di kebun menghasilkan berkah, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga bagi lingkungan.

Kontributor : Fasih Thoriq
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *