Meriah dan Penuh Hikmah! Muhadhoroh Akbar Ponpes Asy-Syifa’ Jepara Tampilkan Dakwah Multibahasa dan Santri Berprestasi

PWMJATENG.COM, Jepara – Pondok Pesantren Modern Asy-Syifa’ Muhammadiyah Blimbingrejo, Nalumsari, Jepara, sukses menggelar Muhadhoroh Akbar sebagai penutup rangkaian kegiatan Muhadhoroh tahun ajaran 2024/2025. Acara yang berlangsung dua malam berturut-turut ini, tepatnya pada 24 dan 25 Mei 2025, menghadirkan suasana religius dan edukatif yang kental, sekaligus menjadi panggung unjuk kebolehan santri dalam seni berbicara di depan publik.

Kegiatan yang selama ini dilaksanakan setiap malam Ahad itu menjadi sarana bagi para santri untuk melatih kemampuan public speaking dan berdakwah. Dalam sambutannya, Nur Rofik menjelaskan pentingnya keterampilan berbicara dalam Islam. Ia mengatakan bahwa Muhadhoroh bukan hanya latihan formal, tetapi bagian dari dakwah. “Kemampuan berbicara sangat vital dalam menyampaikan nilai-nilai Islam secara efektif,” tegasnya di hadapan para hadirin pada sesi santri putra.

Sementara itu, pada sesi santri putri, Yunus Hawari mengungkapkan bahwa Muhadhoroh merupakan pijakan awal bagi santri perempuan untuk membangun kepercayaan diri. “Melalui latihan ini, santri tidak hanya belajar menyampaikan pesan, tetapi juga mempersiapkan diri untuk menjadi dai dan daiyah yang tangguh di masyarakat,” ujarnya.

Acara dibuka dengan penampilan rebana yang membawakan shalawat, menciptakan suasana khidmat dan menyentuh. Setelah itu, tilawah Al-Qur’an oleh santri pilihan menambah kekhusyukan malam tersebut. Orasi dalam berbagai bahasa menjadi daya tarik utama. Santri tampil percaya diri membawakan khutbah dalam Bahasa Arab, Inggris, Jawa, dan Indonesia.

Surya, santri kelas 10, tampil membawakan khutbah Bahasa Arab bertema pentingnya ilmu dalam kehidupan seorang muslim. “Ilmu adalah cahaya. Tanpa ilmu, manusia berjalan dalam kegelapan,” ujarnya lantang. Sementara itu, Moza dari kelas 7 tampil dalam Bahasa Inggris, membahas tantangan pemuda muslim masa kini. Pada malam berikutnya, santri putri pun tak kalah memukau. Fildza, dalam khutbah Bahasa Arab bertajuk Brain Rot, mengangkat isu kemunduran intelektual akibat stagnasi berpikir.

Baca juga, Islam dan Gaya Hidup Minimalis: Meneladani Zuhud di Tengah Konsumerisme

“Tema ini sangat relevan. Kita harus terus mengembangkan wawasan agar tidak tertinggal dalam menghadapi perkembangan zaman,” tutur Fildza di hadapan audiens.

Tidak hanya orasi, rangkaian acara juga dimeriahkan dengan penampilan nasyid, drama interaktif, dan hiburan edukatif lainnya. Semua ini dirancang untuk memberikan semangat sekaligus menanamkan nilai-nilai Islam dalam bentuk yang menyenangkan.

Salah satu momen yang paling ditunggu adalah sesi apresiasi santri teladan. Para santri yang menunjukkan kedisiplinan, integritas, dan prestasi akademik terbaik sepanjang tahun ajaran mendapatkan penghargaan. Tepuk tangan dan sorak sorai menggema saat nama-nama disebutkan, menjadi penyemangat bagi seluruh santri.

Abdullah Muchlis, salah satu pembina pondok, menegaskan bahwa Muhadhoroh Akbar bukan sekadar agenda tahunan. “Ini adalah bagian dari pendidikan karakter yang membentuk keberanian, logika berpikir, dan kesiapan berdakwah,” ucapnya. Ia juga berharap para santri terus meningkatkan kemampuan komunikasi dan memperdalam ilmu agama agar siap berdakwah dengan hikmah dan pengetahuan yang mendalam.

Acara ditutup dengan doa bersama, penuh harap agar ilmu yang diperoleh selama setahun ini menjadi bekal kehidupan. Hery Huzaeri, Mudir Ponpes Asy-Syifa’, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bukti nyata komitmen pondok dalam membentuk generasi santri yang unggul.

“Santri Asy-Syifa’ tidak hanya diajarkan ilmu, tapi juga dibekali akhlak, wawasan global, dan semangat dakwah. Inilah generasi harapan umat,” pungkas Hery dengan penuh semangat.

Kontributor : Edi Sulton
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *