Menyemai Kader Ulama: Dari IMBS Miftahul Ulum Pekajangan Menuju Al-Azhar Kairo

Menyemai Kader Ulama: Dari IMBS Miftahul Ulum Pekajangan Menuju Al-Azhar Kairo

Oleh : Ustadz Rio Ardian Fajar Pratama, S.Pd. (Kepala Pengasuhan Santri Putra IMBS Miftahul Ulum Pekajangan)

PWMJATENG.COM – Di tengah kompleksitas tantangan global, dunia Islam membutuhkan generasi ulama yang tidak hanya menguasai ilmu agama secara mendalam, tetapi juga mampu mengintegrasikan ilmu-ilmu modern dalam menyelesaikan berbagai permasalahan umat. Dalam menghadapi kebutuhan tersebut, IMBS Miftahul Ulum Pekajangan, sebagai lembaga pendidikan berbasis pesantren yang bernaung di bawah Persyarikatan Muhammadiyah, memegang peran strategis dalam mencetak kader-kader ulama yang tidak hanya berkompeten di bidang ilmu agama, tetapi juga siap menghadapi dinamika perkembangan zaman.

IMBS Miftahul Ulum Pekajangan: Pesantren dengan Visi Pesantren Kader

IMBS Miftahul Ulum Pekajangan terletak di Desa Ambokembang Gg IX, Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, dan merupakan lembaga pendidikan yang mengusung integrasi antara ilmu agama dan sains modern sebagai landasan pendidikan. Di bawah pimpinan Mudir (Direktur) Dr. Kyai Sumarno, S.Pd.I., M.Pd.I., serta bimbingan Ketua Badan Pembina Pesantren (BPP) Drs. KH. Amat Sulaiman, M.H., IMBS Miftahul Ulum berkomitmen untuk melahirkan generasi cendekiawan yang memiliki kompetensi di bidang agama dan juga ilmu pengetahuan serta teknologi (IPTEK).

Pendidikan yang diberikan di pesantren ini tidak terbatas pada pengajaran kitab kuning atau pelajaran agama tradisional semata. Sebaliknya, kurikulum yang diterapkan di IMBS Miftahul Ulum berupaya menggabungkan antara keilmuan klasik yang berbasis pada kitab-kitab kuno dengan kajian kontemporer yang relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern. Pendekatan ini memungkinkan para santri untuk memahami kedalaman ajaran Islam dan sekaligus berpikir kritis terhadap tantangan global yang terus berkembang.

Tujuan Pendidikan Muhammadiyah dalam Mencetak Ulama Intelektual

Sebagai organisasi Islam yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1912, Muhammadiyah memiliki visi dan misi yang sangat jelas dalam hal pendidikan. Tujuan pendidikan Muhammadiyah adalah untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah, berakhlak mulia, serta cerdas dan berkompeten dalam kehidupan dunia dan akhirat. Dalam konteks pendidikan, Muhammadiyah berupaya mencetak generasi yang tidak hanya memahami ajaran Islam secara teoritis, tetapi juga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang moderat, progresif, dan berorientasi pada kemajuan peradaban.

Pendidikan Muhammadiyah bertujuan untuk menciptakan insan yang seimbang antara aspek spiritual, intelektual, dan sosial, di mana ilmu pengetahuan dan nilai-nilai agama berjalan seiring. Salah satu prinsip dasar dalam pendidikan Muhammadiyah adalah keseimbangan antara ilmu agama dan sains. Hal ini tercermin dalam setiap lembaga pendidikan Muhammadiyah, termasuk IMBS Miftahul Ulum Pekajangan, yang berusaha untuk menghasilkan ulama yang tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga mampu beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat.

Integrasi Ilmu Agama dan Sains dalam Pembelajaran

Konsep integrasi ilmu agama dan sains dalam pesantren Muhammadiyah, khususnya di IMBS Miftahul Ulum, tidak hanya dilihat sebagai sebuah kebijakan pendidikan, tetapi juga sebagai metode strategis untuk menghasilkan ulama yang intelektual dan berwawasan luas. Pesantren ini mendidik santri untuk memahami maqasid syariah (tujuan-tujuan utama syariah), sambil mengembangkan kemampuan analitis dan penelitian melalui pendekatan sains. Dengan demikian, para santri tidak hanya terampil dalam memahami teks-teks agama, tetapi juga mampu menjawab persoalan-persoalan kehidupan dengan pendekatan ilmiah dan berbasis data yang akurat.

Baca juga, Haji Mabrur: Antara Ukhrawi dan Duniawi, Antara Permintaan dan Pujian

Pentingnya pendidikan berbasis IPTEK juga diwujudkan dalam kegiatan ekstrakurikuler, di mana para santri didorong untuk memanfaatkan teknologi modern dalam menunjang pengembangan diri. Hal ini sejalan dengan semangat tajdid (pembaharuan) dalam Muhammadiyah yang selalu berupaya menyesuaikan ajaran Islam dengan perkembangan zaman tanpa mengesampingkan nilai-nilai tradisional.

Empat Santri IMBS Miftahul Ulum Diterima di Universitas Al-Azhar Kairo

Bukti nyata dari efektivitas pendidikan di IMBS Miftahul Ulum Pekajangan dapat dilihat dari penerimaan empat santri sebagai calon mahasiswa di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, sebuah universitas yang telah lama dikenal sebagai pusat pendidikan Islam terbesar dan tertua di dunia. Keempat santri tersebut adalah: M. Athaya Saffa Elvano – asal Pekajangan, M. Iqbal Al-Ma’ruf – asal Ambokembang, Faizatus Salisa – asal Kesesi, M. Raykan Saefullah – asal Tegal. Al-Azhar Kairo, yang didirikan pada tahun 970 M, telah lama menjadi rujukan utama bagi umat Islam di seluruh dunia dalam hal keilmuan Islam. Keberhasilan keempat santri ini dalam menembus seleksi Al-Azhar adalah sebuah pencapaian yang luar biasa dan menunjukkan bahwa IMBS Miftahul Ulum Pekajangan mampu mencetak kader ulama yang siap bersaing di kancah global.

Al-Azhar dan Peranannya dalam Membangun Ulama Global

Universitas Al-Azhar tidak hanya terkenal karena keunggulannya dalam bidang studi agama, tetapi juga karena komitmennya dalam mengembangkan pemikiran Islam yang moderat dan toleran. Di tengah berbagai isu yang dihadapi oleh umat Islam, Al-Azhar menjadi pusat rujukan utama untuk mengembangkan pemahaman Islam yang damai, seimbang, dan berkeadaban. Dengan diterimanya para santri IMBS Miftahul Ulum di universitas ini, mereka akan mendapatkan kesempatan untuk menggali lebih dalam ilmu fiqh, tafsir, hadits, dan ilmu-ilmu agama lainnya yang sangat diperlukan untuk memperkuat pengetahuan intelektual dan spiritualitas mereka. Mereka juga akan berinteraksi dengan para intelektual Muslim dari berbagai belahan dunia, memperkaya wawasan mereka, serta memperluas jaringan ilmiah yang dapat mendukung peran mereka sebagai ulama yang mencerahkan umat. Tentu saja, ini bukan hanya soal menguasai ilmu agama, tetapi juga bagaimana mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu tersebut dalam konteks modern dan multikultural.

Peran IMBS Miftahul Ulum dalam Membentuk Ulama yang Intelektual dan Berkarakter

Kehadiran IMBS Miftahul Ulum Pekajangan sebagai pesantren Muhammadiyah yang mengintegrasikan pendidikan agama dan ilmu pengetahuan sangat relevan dengan tantangan zaman yang semakin kompleks. Melalui pola pendidikan yang holistik, pesantren ini tidak hanya membekali santri dengan ilmu fiqh, teologi Islam, atau tasawuf, tetapi juga mengajarkan kepemimpinan, etika, dan integritas yang penting dalam menghadapi tantangan global.

Dalam proses ini, para santri dibimbing untuk menjadi pribadi yang berakhlak mulia, tangguh dalam menghadapi ujian, dan berdaya saing dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam dunia akademik, sosial, maupun spiritual. Keberhasilan para santri dalam menembus Al-Azhar menjadi bukti nyata bahwa pendidikan pesantren yang berbasis pada nilai-nilai Islam moderat dan intelektual dapat menghasilkan ulama-ulama yang tidak hanya berkualitas dalam ilmu agama, tetapi juga memiliki pemikiran yang luas dan siap bersaing di panggung global.

Harapan dan Arah Masa Depan

Keberangkatan keempat santri IMBS Miftahul Ulum ke Al-Azhar Kairo adalah awal dari sebuah perjalanan panjang. Di sana, mereka akan dibekali dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang akan memperkaya pemikiran mereka dalam konteks keislaman dan kemanusiaan. Harapan besar di depan mereka adalah untuk kembali ke Indonesia dan menjadi ulama yang mencerahkan, yang mampu menyelesaikan berbagai persoalan umat dengan pendekatan ilmiah, moderat, dan berbasis pada nilai-nilai kemanusiaan.

Semoga keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi santri-santri IMBS Miftahul Ulum lainnya untuk terus berjuang dalam menuntut ilmu dan meraih cita-cita mereka, serta menjadi bagian dari proses transformasi umat Islam menuju peradaban yang lebih baik dan lebih terdepan.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *