Lembaga Pengembangan Pesantren. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah
Khutbah Ta’aruf Santri Baru Ponpes Asy-Syifa Jepara: Momen Haru Penyerahan Anak dari Orang Tua ke Pesantren

PWMJATENG.COM, Jepara – Suasana hangat menyelimuti Pondok Pesantren Modern Asy-Syifa’ Muhammadiyah Blimbingrejo, Nalumsari, Jepara, pada Jumat (16 Agustus 2025 M / 12 Shafar 1447 H). Ratusan santri baru bersama orang tua hadir dalam acara Khutbah Ta’aruf, sebuah tradisi tahunan yang sarat makna. Tidak hanya menjadi seremoni penyambutan, kegiatan ini sekaligus meneguhkan niat para santri untuk menempuh jalan ilmu dan adab.
Sejak pagi, panitia telah bersiap menyambut tamu. Tepat pukul 07.00 WIB, registrasi peserta berlangsung tertib. Di sisi lain, tim acara dan sound system mengatur persiapan teknis agar rangkaian kegiatan berjalan lancar.
Acara resmi dibuka pukul 08.00 WIB. Tiga santri tampil menyampaikan sambutan multibahasa: Fildza menggunakan bahasa Inggris, Fatimah berbahasa Arab, dan Zian dengan bahasa Jawa. Penampilan mereka memikat perhatian hadirin. Semangat keberagaman yang menyatu dalam satu tujuan, yakni menuntut ilmu karena Allah, terasa kental.
Momen khidmat hadir saat Maiza, santri kelas X, melantunkan ayat suci Al-Qur’an. Aghnia, santri kelas VII, membacakan terjemahnya. Setelah itu, seluruh peserta berdiri menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan dengan Mars Muhammadiyah Sang Surya. Gemuruh suara hadirin menambah semangat nasionalisme sekaligus kebanggaan sebagai bagian dari persyarikatan.
Tidak hanya itu, penampilan Tari Saman oleh santri kelas XI mengundang decak kagum. Gerakan yang kompak menggambarkan kebersamaan dan kekuatan persaudaraan di lingkungan pesantren.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jepara, Fahrurrozi, dalam sambutannya menegaskan peran penting pendidikan Islam. Ia menyampaikan bahwa santri harus menjadi generasi berilmu sekaligus menjaga nilai kebangsaan.
“Santri bukan hanya belajar fiqh, tapi juga menjaga nilai-nilai kebangsaan,” tegas Fahrurrozi di hadapan para wali santri dan peserta.
Baca juga, Memahami Surat Al-Fath dalam Memaknai Kemerdekaan
Selanjutnya, santri kelas X menampilkan pembacaan Matan Alfiyah Ibnu Malik. Tradisi ini menunjukkan bahwa nilai keilmuan klasik tetap dilestarikan di Ponpes Asy-Syifa.
Acara berlanjut dengan sambutan dari perwakilan wali santri, Eko Harist Mulyanto. Dalam kesempatan itu, ia menyerahkan anak-anak mereka secara simbolis kepada pihak pesantren. Prosesi penyerahan menjadi momen haru yang membuat suasana hening.
Hamzah, salah satu santri baru, tampil mewakili teman-temannya. Ia mengucapkan ikrar santri, lalu diterima langsung oleh Direktur Ponpes Asy-Syifa, Hery Huzaery. Dalam khutbahnya, Hery menyampaikan pesan yang menyentuh hati.
“Khutbah Ta’aruf kali ini bukan sekadar penyambutan, melainkan awal dari perjalanan panjang yang akan ditempuh para santri: belajar, berjuang, dan bertumbuh dalam naungan ilmu dan keberkahan,” ungkap Hery.
Rangkaian acara semakin semarak dengan penampilan lagu Kerasan di Pondok yang dibawakan oleh santri. Setelah itu, santri kelas VII melantunkan bacaan Tuhfatul Atfal. Penampilan ini sekaligus memperkenalkan tradisi tahfizul Qur’an di pesantren.
Tidak kalah menarik, demonstrasi Tapak Suci oleh para santri menunjukkan semangat bela diri dan disiplin. Gerakan tegas nan penuh energi membangkitkan semangat penonton.
Sebelum acara ditutup, Nur Rofik membacakan pengumuman teknis untuk santri baru. Kemudian, doa penutup dipimpin oleh Badrudin Noor, menandai berakhirnya rangkaian Khutbah Ta’aruf tahun ini.
Kontributor : Fasih Thoriq
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha