Khutbah Taaruf di MBS Limpung Bikin Haru: Wali Santri Diminta Tega dan Tawakal Lepas Anak ke Pondok!

PWMJATENG.COM, Batang – Pondok Pesantren Ulul Albab SMP MBS Limpung menggelar Khutbah Taaruf sebagai bentuk perkenalan antara pihak pesantren dengan wali santri baru, Sabtu (12/07), di Kompleks Pondok Pesantren Krangkoan. Acara ini menjadi momentum penting untuk menjalin silaturahmi serta menyampaikan visi pendidikan kepada para orang tua.

Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Limpung, Muhammad Furqon Tohar, Ketua Majelis Dikdasmen PCM Limpung Tri Setyo Leksono, Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren PCM Limpung Ahyaudin, penceramah Masduqi Asrori, Direktur Pondok Pesantren Ulul Albab Muhammad Ridho, dan Kepala SMP MBS Limpung Ikhsanudin.

Ketua panitia Khutbah Taaruf, Khaerommin, menyampaikan rasa syukur atas kelancaran acara tersebut.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada para ustaz-ustazah yang telah menyiapkan acara ini dengan baik, dan kepada wali santri yang telah hadir dan antusias mengikuti prosesi sakral ini,” ujarnya.

Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, dilanjutkan sambutan, sosialisasi tata tertib pondok, pengenalan program sekolah, penyerahan santri, tausiah, doa bersama, dan penutupan.

Muhammad Ridho, Direktur Pondok Pesantren Ulul Albab, dalam sambutannya mengungkapkan rasa terima kasih atas kepercayaan orang tua menyekolahkan anak di lembaga tersebut.

“Kami akan mendidik anak-anak Bapak-Ibu sebaik mungkin, insyaAllah. Salah satu program unggulan kami adalah tahfidz, dan kami berusaha menghadirkan pengajar yang hafidz Qur’an agar santri bisa menjadi ahli Al-Qur’an,” katanya.

Menurutnya, karakter anak sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidiknya. Karena itu, pihak pondok menyeleksi guru dengan latar belakang yang sesuai.

Baca juga, Tawasul dan Wasilah: Jalan Mendekatkan Diri kepada Allah

Sementara itu, Ahyaudin, Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren PCM Limpung, memberikan pesan mendalam kepada wali santri. Ia menyebut bahwa keberhasilan pendidikan pesantren dipengaruhi oleh dua pihak: orang tua dan anak.

“Ada lima sikap yang perlu dimiliki wali santri, yaitu TITIP: Tega, Ikhlas karena Allah, Tawakal, Ikhtiar, dan Percaya kepada Allah,” jelasnya.

Ahyaudin juga memberikan pesan kepada santri agar berniat mondok sebagai bentuk bakti kepada orang tua, menghormati guru, giat menuntut ilmu, dan menjauhi maksiat. Ia menegaskan bahwa maksiat bisa menghalangi masuknya ilmu.

Setelah sesi sambutan, Kepala Asrama Mochlisin menyampaikan sosialisasi tata tertib pesantren. Sosialisasi program sekolah kemudian dilanjutkan oleh Kepala SMP MBS Limpung, Ikhsanudin, S.Pd.

Sesi tausiah disampaikan oleh Masduqi Asrori. Ia memantik kesadaran hadirin dengan pertanyaan, “Kenapa harus mondok?” Menurutnya, menyekolahkan anak di pondok adalah langkah tepat untuk menyelamatkan mereka dari pergaulan bebas, narkoba, dan bahaya moral lainnya.

Masduqi mengutip sebuah nasihat bijak dalam bahasa Arab:

اَلْإِنْسَانُ يَأْتِي بِلَا شَيْءٍ، ثُمَّ يَسْعَى مِنْ أَجْلِ كُلِّ شَيْءٍ، ثُمَّ يَتْرُكُ كُلَّ شَيْءٍ وَيَذْهَبُ بِلَا شَيْءٍ، ثُمَّ يُحَاسَبُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ

Artinya: Manusia datang tanpa membawa apa pun, lalu berusaha mengejar segalanya, kemudian meninggalkan semuanya, dan pergi tanpa membawa apa-apa, lalu akan dihisab atas segalanya.

Ia menambahkan bahwa pondok pesantren adalah tempat yang tepat untuk mempersiapkan generasi saleh dan salehah yang memiliki bekal ilmu agama dan karakter kuat.

“Dengan pondok, anak-anak dapat belajar dengan lebih fokus. Harapannya, mereka siap menghadapi kehidupan dunia dan akhirat,” terang Masduqi.

Tausiah juga diakhiri dengan pengingat tentang adab berdoa. Masduqi menyampaikan bahwa doa harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, menyambungkan hati dan lisan, tidak terburu-buru, dan disertai kesabaran.

Kontributor : Tuti Mayukha
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *