Lembaga Pengembangan Pesantren. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah
Delegasi Al Manar Muhammadiyah Boarding School Pemalang Antusias Serap Ilmu Ekoliterasi di Multi-Faith Ecoliteracy Camp 2025!

PWMJATENG.COM, Yogyakarta – Kesadaran lingkungan bukan sekadar tanggung jawab individu, tetapi juga gerakan kolektif yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk lembaga pendidikan berbasis keagamaan. Multi-Faith Ecoliteracy Camp 2025 yang berlangsung di Sor Sambi, Yogyakarta, menjadi ajang pembelajaran bagi peserta dari berbagai latar belakang agama untuk memperkuat kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan melalui pendekatan spiritual dan edukatif.
Salah satu delegasi yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini adalah perwakilan dari Al Manar Muhammadiyah Boarding School Pemalang. Sekolah ini mengirim tiga utusan, yakni Alzena Laiqa Rizwana (kelas XI), Arofiatun Nida (kelas XI), serta pembimbing mereka, Ustadzah Saifaika Tanzilatul Maghfiroh. Ketiganya terlibat dalam diskusi dan praktik langsung yang menekankan peran umat beragama dalam menjaga ekosistem.
“Kegiatan ini membahas tentang pentingnya melestarikan lingkungan, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga bagaimana kita bisa mengajak sesama agar peduli. Dari sini, kami belajar berpikir kritis mengenai berbagai permasalahan ekosistem dan memahami bahwa setiap agama mengajarkan kewajiban untuk menjaga bumi,” ujar Saifaika.
Dalam sesi diskusi, peserta memahami bahwa tantangan lingkungan saat ini tidak hanya persoalan teknis, tetapi juga berkaitan dengan kesadaran moral dan etika keagamaan. Setiap ajaran agama memiliki prinsip dasar yang menekankan perlindungan terhadap alam sebagai bentuk tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi.
Selain sesi teori dan diskusi, peserta juga mengunjungi Taman Lansia Center, kawasan yang menerapkan konsep ekoliterasi dalam kesehariannya. Delegasi Al Manar Muhammadiyah Boarding School mendapatkan pengalaman langsung mengenai praktik pengelolaan lingkungan berkelanjutan.
Di lokasi ini, mereka belajar mengolah sampah organik menjadi pupuk yang bermanfaat bagi tanaman. Selain itu, mereka melihat bagaimana limbah plastik dapat didaur ulang menjadi hiasan taman yang estetis dan bernilai guna. Pendekatan ini tidak hanya mengajarkan pentingnya mengurangi limbah, tetapi juga bagaimana menciptakan solusi kreatif untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Baca juga, Refleksi Nisyfu Sya’ban: Dari Ritual Hingga Sosial
“Kami melihat langsung bagaimana sampah yang selama ini dianggap sebagai masalah, ternyata bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Hal ini memberi kami inspirasi untuk menerapkan praktik serupa di lingkungan sekolah,” tambah Saifaika.
Setelah mengikuti rangkaian kegiatan dalam Multi-Faith Ecoliteracy Camp 2025, delegasi Al Manar Muhammadiyah Boarding School berkomitmen menerapkan ilmu yang mereka dapatkan di sekolah dan komunitas mereka. Program edukasi lingkungan berbasis keislaman menjadi salah satu agenda yang akan mereka dorong agar semakin banyak santri yang sadar akan pentingnya menjaga bumi.

“Kami ingin membawa pengalaman ini kembali ke sekolah, mungkin dengan membuat program kecil seperti pengelolaan sampah atau edukasi tentang pentingnya ekoliterasi kepada teman-teman,” ujar salah satu peserta.
Partisipasi Al Manar Muhammadiyah Boarding School dalam acara ini membuktikan bahwa pendidikan berbasis agama memiliki peran penting dalam membangun generasi yang sadar lingkungan. Dengan pendekatan yang menggabungkan nilai-nilai spiritual, ilmiah, dan praktik langsung, para santri tidak hanya memahami teori pelestarian lingkungan, tetapi juga memiliki dorongan moral untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Acara ini diselenggarakan oleh berbagai lembaga yang peduli terhadap isu lingkungan dan keberagaman, di antaranya Rumah Baca Komunitas, JISRA, Yayasan Fahmina, serta Ecoliteracy Camp Multi-Faith. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah mengajak masyarakat, terutama generasi muda, agar dapat menginternalisasi nilai-nilai ekoliterasi dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui pendekatan lintas iman, para peserta memahami bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama yang harus dilakukan tanpa memandang latar belakang agama. Semangat kolaboratif ini diharapkan dapat membangun gerakan yang lebih luas dalam merawat bumi dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab moral.
Kontributor : Alvin Qodri Lazuardy
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha