Belajar Kemandirian Ekonomi dan Pola Asuh Santri, PPMTQ Al Ijtihad Sirau Sambangi Pondok Modern Tazakka

PWMJATENG.COM, Banyumas – Upaya meningkatkan kemandirian ekonomi pondok sekaligus memperkuat pola kepengasuhan santri dilakukan oleh PPMTQ Al Ijtihad Sirau dengan belajar langsung ke Pondok Modern Tazakka Batang. Kegiatan yang berlangsung pada Rabu, 1 Oktober 2025 itu menjadi momentum penting bagi rombongan untuk mendapatkan pengalaman nyata dari pondok yang dikenal dengan sistem pengelolaan yang mandiri.

Rombongan berangkat sejak pukul 02.30 dini hari dan tiba di Tazakka sekitar pukul 09.00 WIB. Kehadiran mereka disambut hangat oleh tiga ustadz setempat. Sambutan ramah tersebut membuat suasana terasa akrab dan penuh semangat sejak awal. Setelah ramah tamah, acara inti dimulai dengan pemaparan materi oleh Hakim As-Shidqi.

Dalam penjelasannya, Hakim menekankan pentingnya pondok memiliki prinsip dasar dalam mengelola kemandirian ekonomi. Ia menyebut ada enam prinsip yang wajib dimiliki pondok agar bisa bertahan dan berkembang secara mandiri. Salah satu prinsip utama adalah pondok harus memiliki amal usaha yang jelas dan terarah.

Selain itu, Hakim juga menambahkan sembilan prinsip penting untuk menjaga keberlangsungan pondok. Menurutnya, operasional pendidikan dan pengajaran harus berjalan lancar tanpa kendala, termasuk pemenuhan kebutuhan santri yang tidak boleh ditunda. Ia menegaskan, “Networking dengan berbagai pihak sangat penting untuk mendukung kemajuan ustadz maupun santri.”

Hakim tidak menutup mata bahwa tantangan terbesar pondok biasanya datang dari masalah keuangan. Kondisi tersebut kerap terjadi ketika banyak santri menunggak administrasi. Untuk menjawab persoalan itu, Pondok Tazakka menerapkan sistem cashless sebagai solusi alternatif.

Baca juga, Brand ID Milad ke-113

Menurutnya, Cesles bukan hanya membantu mengurangi tunggakan administrasi, tetapi juga mengajarkan prinsip tolong-menolong sesuai ajaran Islam. Dengan penuh keyakinan ia menyampaikan, “Kalau ingin ekonomi pondok cepat naik, gunakan Cesles.”

Lebih lanjut, Hakim mengingatkan bahwa kualitas pondok harus terus ditingkatkan agar diminati masyarakat. Santri, kata dia, perlu dilatih berorganisasi sesuai bakat dan bidang masing-masing. Namun kepengasuhan tetap berperan penting dalam memastikan organisasi santri berjalan baik. Pola tersebut diyakini mampu mencetak santri yang tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga terampil mengelola amanah.

Setelah sesi materi, giliran Rohul Akbar memandu rombongan berkeliling pondok. Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan tentang pentingnya zakat dan infak. Rohul menegaskan, zakat dan infak harus dikelola dengan amanah, tepat sasaran, serta tepat waktu agar membawa keberkahan.

Menurutnya, keberhasilan pondok bukan hanya diukur dari banyaknya santri atau luasnya lahan, tetapi dari bagaimana lembaga tersebut mampu menjaga kepercayaan masyarakat. “Zakat dan infak yang dikelola dengan baik akan menjadi sumber kekuatan pondok sekaligus sarana keberkahan,” ujarnya.

Dari rangkaian kegiatan itu, rombongan PPMTQ Al Ijtihad Sirau menyadari bahwa kemandirian ekonomi dan pola kepengasuhan santri harus berjalan beriringan. Pondok yang kuat, dipercaya masyarakat, dan memberi manfaat luas bagi peradaban Islam hanya dapat terwujud jika dua hal tersebut dikelola secara seimbang.

Perjalanan ke Pondok Modern Tazakka pun menjadi bekal berharga. Para peserta mendapatkan gambaran nyata bagaimana pondok bisa mandiri dengan sistem yang terarah, disiplin, dan sesuai nilai Islam.

Kontributor : Armiyati
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *