Semarak HUT RI ke-80, Santri Ponpes Asy-Syifa’ Muhammadiyah Blimbingrejo Kobarkan Semangat Juang

PWMJATENG.COM, Jepara – Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Pondok Pesantren Modern Asy-Syifa’ Muhammadiyah Blimbingrejo, Nalumsari, Jepara, berlangsung penuh khidmat dan sarat makna. Upacara yang digelar pada Ahad pagi, 17 Agustus 2025 bertepatan dengan 22 Safar 1447 H itu diikuti ratusan santri dengan tertib dan disiplin.

Sejak pukul 07.15 WIB, lapangan pondok putra telah dipadati barisan santri yang bersiap mengikuti jalannya upacara. Para pemimpin barisan memastikan peserta berdiri rapi. Begitu pemimpin upacara memasuki lapangan, seluruh peserta memberikan penghormatan, dipandu pemimpin barisan paling kanan. Setelah laporan singkat, pembina upacara, Nur Rofik selaku Wakil Direktur Pondok, memasuki lapangan dan menerima penghormatan umum.

Rangkaian prosesi berlangsung khusyuk. Upacara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, disusul pengibaran bendera Merah Putih yang diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya. Seluruh peserta kemudian mengheningkan cipta, dilanjutkan pembacaan teks Pancasila, Pembukaan UUD 1945, serta teks Proklamasi Kemerdekaan.

Lagu wajib nasional “17 Agustus” turut dinyanyikan bersama, sebelum acara ditutup dengan doa. Upacara berakhir dengan laporan akhir pemimpin upacara serta penghormatan kepada pembina.

Baca juga, Kemerdekaan dalam Bingkai Keindonesiaan

Dalam amanatnya, Nur Rofik menegaskan bahwa kemerdekaan yang dinikmati hari ini bukanlah hadiah, melainkan buah dari perjuangan panjang para pejuang bangsa, termasuk ulama dan organisasi Islam seperti Muhammadiyah. Ia menekankan bahwa santri memiliki tanggung jawab besar dalam mengisi kemerdekaan.

“Santri bukan hanya belajar kitab, tapi juga belajar hidup. Jihad hari ini adalah jihad ilmu, jihad akhlak, jihad karya, dan jihad digital,” ujar Nur Rofik di hadapan peserta.

Ia juga mengingatkan kembali semangat tokoh-tokoh besar seperti KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy’ari, serta para ulama yang menjadikan pendidikan dan dakwah sebagai senjata perjuangan. Menurutnya, semangat tersebut harus diteladani para santri dalam menjawab tantangan zaman.

“Kalau Bung Karno hidup hari ini, mungkin beliau akan berkata: ‘Berikan aku 10 santri yang ikhlas dan cinta ilmu, maka Indonesia akan memimpin dunia,’” tambahnya.

Nur Rofik kemudian menyerukan kepada para santri untuk menjadikan momentum kemerdekaan sebagai penguat identitas dan komitmen dalam berkarya. Ia menekankan pentingnya pengamalan nilai kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari.

“Hidup-hidupilah semangat kemerdekaan ini, jangan hanya ikut upacaranya,” tegasnya.

Upacara peringatan HUT RI ke-80 di Asy-Syifa’ Muhammadiyah Blimbingrejo meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh peserta. Bagi para santri, kegiatan tersebut bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan momentum untuk meneguhkan identitas sebagai penjaga iman, ilmu, dan bangsa.

Kontributor : Fasih Thoriq
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *