Lembaga Pengembangan Pesantren. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah
Ponpes DIMSA Angkat Isu Layanan Prima, Guru Dibekali Strategi Unggul Hadapi Tantangan Zaman

PWMJATENG.COM, Sragen – Pondok Pesantren Darul Ikhsan Muhammadiyah Sragen (DIMSA) menggelar Rapat Kerja (Raker) dan Upgrading Teacher Forum bagi guru-guru SMP dan MA DIMSA pada awal Juli 2025. Kegiatan ini menjadi langkah strategis pondok dalam memperkuat kualitas layanan pendidikan serta meningkatkan kompetensi para pendidik dan tenaga kependidikan.
Mengangkat tema “Service Excellence dalam Pendidikan Muhammadiyah”, agenda tersebut menghadirkan Pujiono, fasilitator nasional dari Tim Diksuspala dan Penjamin Mutu Sekolah Muhammadiyah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, sebagai narasumber utama.
Dalam paparannya, Pujiono menjelaskan bahwa layanan prima atau service excellence bukan sekadar pemberian layanan yang baik, melainkan seni menciptakan nilai dan pengalaman yang membekas. “Kepuasan siswa dan orang tua menjadi kunci membangun loyalitas terhadap lembaga pendidikan,” ungkapnya.
Menurutnya, pendidik yang menerapkan layanan prima perlu memperhatikan lima aspek utama: keterampilan, sikap, penampilan, tanggung jawab, dan tindakan. “Ini mencerminkan komitmen profesionalisme dan akan menjadi keunggulan kompetitif sekolah di tengah arus perubahan zaman,” ujarnya menegaskan.
Pujiono juga menekankan pentingnya peran guru dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan bermakna. Dengan mengedepankan pendekatan humanis dan empatik, katanya, pendidik dapat membangun hubungan positif yang berkelanjutan dengan peserta didik dan orang tua.
Baca juga, Rebranding Amal Usaha Muhammadiyah di Era Digital: Saatnya Bertransformasi dengan Teknologi
Acara tersebut dibuka langsung oleh Pimpinan Ponpes DIMSA, Ali Rosidi. Dalam sambutannya, ia menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan momen penting untuk menyatukan langkah antarpendidik dengan visi pondok. “Raker dan upgrading ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat kualitas sumber daya manusia dan meneguhkan misi pendidikan Islam yang berkemajuan,” ujar Ali.

Kehadiran Kepala SMP DIMSA, Wibowo Juli Saputro, dan Kepala MA DIMSA, Fuad Ibrahim, turut menambah semangat forum tersebut. Keduanya menyampaikan apresiasi atas materi dan semangat kolaboratif yang terbangun selama kegiatan berlangsung. Mereka sepakat bahwa penguatan kualitas layanan pendidikan tidak bisa ditunda dan harus dimulai dari guru sebagai ujung tombak transformasi.
“Kami berkomitmen untuk menerapkan prinsip service excellence di semua lini layanan pendidikan. Hal ini penting agar siswa tidak hanya meraih prestasi akademik, tetapi juga berkembang secara karakter dan spiritual,” tutur Fuad.
Sementara itu, Wibowo menambahkan bahwa hasil dari forum ini akan dirumuskan dalam program kerja tahunan masing-masing unit pendidikan di DIMSA. Menurutnya, kualitas pendidikan yang unggul harus ditopang oleh budaya pelayanan yang menginspirasi dan konsisten.
Melalui forum ini, DIMSA berharap dapat terus melahirkan generasi yang unggul secara intelektual, spiritual, dan emosional. Pondok pesantren ini ingin menjadi pelopor pendidikan yang mengedepankan kualitas, nilai, serta keberpihakan pada kebutuhan peserta didik di era modern.
Dengan penguatan konsep layanan prima, DIMSA menegaskan komitmennya untuk tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga rumah yang mendidik, membina, dan menginspirasi kehidupan.
“Service excellence adalah ruh dari pendidikan yang memanusiakan manusia,” tutup Pujiono dengan penuh semangat.
Kontributor : Pujiono
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha